Langsung ke konten utama

Sejarah Syubbaanul Wathon di Tasikmalaya 1984


Keberadaan panti asuhan di Indonesia sudah ada sejak masa kolonial. Panti asuhan pertama didirikan oleh orang Eropa yaitu Panti Asuhan Parapattan Orphan Asylum. Kemudian orang pribumi juga mendirikan panti asuhan yang dikelola oleh Muhammadiyah. Setelah Indonesia merdeka, panti asuhan dikelola oleh pemerintah maupun swasta.

Selanjutnya panti asuhan didirikan di beberapa daerah kabupaten dan kota, salah satunya Panti Asuhan Syubaanul Wathon di Kota Tasikmalaya yang didirikan pada tahun 1984. Pada awalnya panti asuhan berfungsi sebagai tempat penampungan dan sarana pendidikan dan kemudian dirubah menjadi panti asuhan. Panti Asuhan Syubbaanul Wathon yang telah berdiri kurang lebih 30 tahun, keberadaannya telah membantu masyarakat baik disekitarnya maupun dari tempat lain.

Perkembangan Panti Asuhan Syubbaanul Wathon di Tasikmalaya, dari awal berdiri tahun 1984 sam pai sekarang, dengan seiring perkembangannya panti asuhan, terjadi sejumlah perubahan-perubahan baik dari status lembaga yang sebelumnya Madrasah Diniyyah berubah menjadi Panti Asuhan, struktur kepengurusan yang awalnya dikelola oleh KH. Ma’sum dan Hj. Cucu Romlah kemudian dibantu oleh adik-adik dan anak-anak KH. Ma’sum, dan jumlah anak asuh panti asuhan yang awalnya berjumlah 30 anak menjadi 138 anak. Selain itu, Panti asuhan juga mengembangkan fasilitas bangunan melalui 3 tahap yaitu pembangunan madrasah, asrama putri dan asrama putra. Panti asuhan juga mengembangkan metode pembelajaran diantaranya bandongan, sorogan dan hafalan, serta perkembangan program kegiatan harian, bulanan (pengajian alumni) dan tahunan (imtihan, alumnian, dan nikah masal).

Dengan demikian, panti asuhan juga telah berkontribusi terhadap masyarakat baik dalam bidang ekonomi maupun pendidikan, sehingga keberadaanya sejalan dengan kebutuhan masyarakat.

Komentar